ChatGPT adalah kecerdasan buatan (AI) yang canggih dan sangat mengesankan, Model GPT ini adalah teknologi buatan yang telah diprediksi dengan banyak data teks dan dapat menghasilkan respons yang koheren dan relevan terhadap pertanyaan pengguna. ChatGPT digunakan oleh banyak pengguna di Indonesia untuk memberikan dukungan layanan pelanggan, menjawab pertanyaan yang sering diajukan, dan memberikan informasi tentang produk dan layanan. Menurut laporan Teknis GPT-4, ChatGPT-4 dalam Bahasa Indonesia (83,1%) lebih baik daripada CHatGPT 3.5 dalam bahasa Inggris (70,1%). Akan tetapi, ChatGPT memiliki beberapa kelemahan yang sangat serius bagi pengguna bahasa Indonesia. Jika Anda bertanya apapun pada ChatGPT, ia akan memberikan jawaban yang terdengar seperti ditulis oleh orang, karena ia mempelajari pengetahuannya dan kemampuan menulisnya dengan melatih dirinya pada sejumlah big data dari internet. Tetapi, jawaban antara fakta dan fiksi jelas-jelas membingungkan dan ChatGPT terkadang telah melakukan kesalahan atas hal ini.
Selanjutnya, masalah ChatGPT muncul ketika chatbot tidak dapat memahami pertanyaan pengguna atau memberikan respons yang relevan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, termasuk kompleksitas pertanyaan pengguna, cakupan pengetahuan chatbot yang terbatas, dan kurangnya data latihan untuk pertanyaan tertentu.
Indonesia adalah negara dengan warisan budaya yang kaya dan lanskap bahasa yang beragam. Dengan lebih dari 700 bahasa yang digunakan di seluruh kepulauan, tidak mengherankan bahwa ChatGPT menghadapi beberapa tantangan dalam memahami pertanyaan pengguna dan menghasilkan respons yang relevan. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi ChatGPT di Indonesia:
Indonesia adalah negara multibahasa, dengan lebih dari 700 bahasa yang digunakan di seluruh kepulauan. Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, banyak orang Indonesia lebih cenderung berkomunikasi dalam bahasa lokal mereka. Hal Ini menimbulkan tantangan besar bagi ChatGPT, karena chatbot mungkin tidak dapat memahami pertanyaan pengguna dalam bahasa atau dialek lokal.
ChatGPT telah diprediksi dengan banyak data teks, tetapi pengetahuannya terbatas. Jika pengguna mengajukan pertanyaan yang di luar cakupan pengetahuan ChatGPT, mungkin tidak dapat memberikan respons yang sesuai.
Selain itu, meskipun ChatGPT memiliki pengetahuan tentang pertanyaan yang diajukan, ChatGPT tidak selalu memberikan informasi yang terperinci. Terkadang ChatGPT memberikan jawaban yang kurang sesuai se bahkan singkat. Kerap kali hasil dari jawaban ChatGPT berisi informasi yang tidak berguna atau tidak terkait dengan pertanyaan yang diajukan.
Berikut ini adalah contoh jawaban ChatGPT yang kurang sesuai dan hanya singkat:
Pertanyaan: Sebutkan beberapa akun media sosial di Indonesia yang membahas tentang AI (kecerdasan buatan) dan sertakan tautannya.
Berdasarkan hasil jawaban ChatGPT di bawah, disebutkan bahwa akun media sosial tertentu ditangguhkan atau tidak ada. Contohnya, tiga dari empat akun Twitter yang direkomendasikan oleh ChatGPT tidak ada, dan Indonesia AI Meetup dan grup Telegram @aiindonesia sama-sama tidak ada.
Ketidakmampuan ChatGPT untuk terhubung dengan internet, mengakibatkan ia tidak dapat memberikan informasi real-time kepada pengguna. Sebagai contoh, jika Anda meminta ChatGPT untuk menunjukkan harga saham terkini, ChatGPT tidak dapat memberikan informasi yang akurat. Seperti yang kita lihat pada contoh ini, ketika kita bertanya kepada ChatGPT tentang harga saham BBCA.
Jawaban yang seharusnya:
Hasil jawaban dari ChatGPT menunjukkan ketidakmampuannya menjawab pertanyaan yang memberikan informasi real-time. Dengan hal ini, terlihat jelas bahwa ChatGPT adalah alat pemrosesan bahasa dan bukan mesin pencari seperti Google. Oleh karena itu, meskipun ChatGPT dapat mengambil data dari internet, ia tidak dapat memberikan hasil real-time.
Kesimpulannya, ChatGPT adalah alat AI canggih yang telah menunjukkan kemampuan mengesankan dalam menghasilkan respons yang koheren dan relevan terhadap pertanyaan pengguna. Namun, terkait Bahasa Indonesia, ChatGPT menghadapi beberapa tantangan yang membatasi keefektifannya. Sifat multibahasa Indonesia, ruang lingkup pengetahuan yang terbatas, dan ketidakmampuan untuk mengakses informasi real-time adalah beberapa tantangan yang dihadapi ChatGPT. Keterbatasan ini dapat menyebabkan ChatGPT memberikan respons yang tidak lengkap atau tidak akurat terhadap kueri pengguna. Meskipun ChatGPT merupakan pengembangan yang menarik dalam teknologi AI, masih ada kebutuhan untuk peningkatan lebih lanjut agar lebih efektif dalam mengatasi tantangan linguistik yang dihadapi dalam Bahasa Indonesia.
Jika Anda tertarik untuk mengeksplorasi bagaimana ChatGPT dapat menguntungkan bisnis Anda atau memerlukan bantuan berkaitan AI, silakan berkonsultasi dengan Glair. Kami sanggup membantu bisnis Anda dalam memahami potensi teknologi AI dan cara memanfaatkannya.