E-KYC, atau electronic Know Your Customer, adalah metode digital untuk memverifikasi identitas pengguna melalui media elektronik, seperti pemeriksaan dokumen, pengenalan wajah, dan verifikasi biometrik, untuk mempercepat proses verifikasi dan meningkatkan keamanan.
Ekonomi digital yang berkembang pesat dan popularitas layanan online dan seluler yang terus meningkat, ditambah dengan tingginya insiden pencurian identitas dan kejahatan siber, membuat verifikasi identitas digital di Indonesia menjadi sangat penting. Untuk melindungi informasi pengguna dan mencegah akses yang tidak sah, perusahaan harus memperkuat langkah-langkah keamanan mereka dan menggunakan prosedur verifikasi identitas yang lebih canggih. Oleh karena itu, saat ini, e-KYC menjadi solusi terbaik bagi banyak industri seperti platform online, organisasi pemerintah, dan lembaga keuangan.
Sesuai namanya, active liveness adalah teknologi untuk memastikan keaslian data biometrik pengguna yang mengharuskan pengguna untuk melakukan beberapa tindakan. Untuk mengecek data biometrik tersebut, active liveness umumnya melibatkan interaksi real-time, seperti meminta pengguna untuk berkedip, menoleh, mengangguk, atau tersenyum. Biasanya, sistem akan menangkap beberapa gambar dari gerakan tersebut dan memeriksanya untuk memverifikasi bahwa data tersebut berasal dari manusia asli dan bukan objek buatan komputer.
Terdapat berbagai manfaat dari active liveness dalam proses e-KYC. Pertama-tama, dengan berinteraksi secara aktif dengan pengguna secara real-time, metode ini menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dan membuat penipu sulit untuk menggunakan spoofing atau deepfake untuk melawan sistem. Dengan meminta pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, metode ini juga meningkatkan akurasi dan keyakinan dalam memastikan keaslian dari data biometrik yang diberikan.
Namun, active liveness juga memiliki beberapa kekurangan. Pengguna mungkin akan merasa kesulitan karena harus melakukan tindakan tertentu dalam proses memverifikasi identitas mereka. Selain itu, keterlibatan secara real-time dalam pemeriksaan lewat active liveness dapat memperlambat keseluruhan proses pendaftaran. Terakhir, menerapkan active liveness bisa yang lebih kompleks dapat memakan lebih banyak biaya karena adanya kemungkinan diperlukannya sistem yang lebih canggih.
Di Indonesia, belakangan ini penggunaan active liveness telah semakin meningkat. Sistem ini digunakan oleh sejumlah industri, termasuk sektor keuangan, hukum, dan pemerintahan. Karena pentingnya data yang mereka miliki, bisnis yang menuntut prioritas keamanan yang tinggi dan ketat biasanya lebih sering menggunakan active liveness. Misalnya, active liveness dapat digunakan untuk mendaftar ke program pemerintah, check-in di bandara, membuka rekening bank baru, dan menghubungkan rekening bank ke portal belanja online.
Di sisi lain, passive liveness beroperasi di latar belakang dan tidak memerlukan intervensi pengguna. Alih-alih meminta pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, passive liveness menganalisis fitur wajah pengguna dari foto dengan menggunakan indikasi biometrik. Indikator-indikator ini misalnya seperti tekstur kulit, kedalaman, pemetaan wajah 3D, dan deteksi pengaruh lingkungan.
Passive liveness memiliki keunggulan yang berbeda dengan active liveness. Pertama, karena passive liveness tidak melibatkan interaksi real-time atau meminta pengguna melakukan tindakan tertentu, seluruh proses akan lebih efisien dan lebih cepat daripada jika menggunakan active liveness. Kedua, karena passive liveness memerlukan sistem yang lebih sederhana, biaya implementasi dan operasional dapat berkurang. Hal ini dapat membuat verifikasi e-KYC lebih mudah diakses dan terjangkau bagi bisnis kecil atau startup.
Namun, passive liveness juga tidaklah tanpa kekurangan. Meskipun mungkin terasa lebih nyaman bagi pengguna, passive liveness lebih rentan terhadap upaya penipuan kompleks seperti serangan spoofing dan deepfakes. Passive liveness juga kemungkinan tidak mampu memberikan tingkat keamanan dan akurasi yang diperlukan dalam proses verifikasi identitas untuk industri yang menuntut tingkat keamanan tertinggi. Selain itu, passive liveness mungkin dianggap sebagai prosedur yang kurang aman baik oleh pengguna maupun otoritas regulasi.
Di Indonesia, teknologi passive liveness telah dengan cepat diterima dan diaplikasikan dalam berbagai bisnis, termasuk e-commerce, ritel, telekomunikasi, dan lainnya. Meskipun verifikasi identitas sering ditemukan di bidang-bidang ini, bagi mereka ini mungkin memiliki tingkat keamanan yang paling tinggi tidak sepenting memberikan kemudahan penggunaan untuk pengguna. Passive liveness, misalnya, dapat digunakan untuk pekerjaan seperti mengaktifkan kartu SIM, mendaftar kartu keanggotaan, atau masuk atau membuat akun baru di platform e-commerce.
Ketika memilih fitur antara active liveness dan passive liveness untuk proses e-KYC, Anda harus mempertimbangkan permintaan pasar dan preferensi pelanggan Anda. Active liveness mungkin lebih menarik bagi industri yang membutuhkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dan memiliki standar operasional yang ketat, seperti bidang perbankan dan keuangan. Passive liveness mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk perusahaan yang memprioritaskan kemudahan pengguna dalam proses verifikasi, seperti bisnis-bisnis di bidang e-commerce dan layanan digital.
Oleh karena itu, dalam menentukan mana di antara active liveness atau passive liveness yang lebih ideal untuk proses e-KYC, penting bagi kita untuk mengenali kebutuhan pasar dan menyelaraskannya dengan kebutuhan keamanan perusahaan dan tujuan pengalaman pelanggan Anda.
Kesimpulannya, keputusan antara menggunakan active liveness dan passive liveness sangat bergantung pada pemahaman atas perbedaan mereka dan penyesuaian dengan tren pasar dan preferensi konsumen. Active liveness menuntut keterlibatan pengguna, sedangkan passive liveness berjalan tanpa partisipasi pengguna. Active liveness sering dikaitkan dengan sektor yang menempatkan tingkat keamanan sebagai prioritas utama, sedangkan passive liveness lebih sering dikaitkan dengan industri yang memprioritaskan kenyamanan pengguna.
Tidak ada pendekatan yang bisa cocok untuk semua industri karena efektivitas setiap metode berbeda tergantung pada tujuan bisnis individu dan demografi target. Oleh karena itu, kami mendorong Anda untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional kami sehingga bersama-sama kita dapat melakukan evaluasi yang komprehensif untuk mengidentifikasi metode mana yang paling cocok dengan kebutuhan bisnis Anda.
1. Identity Theft and the Rules in Indonesia’s Criminal Law
https://www.researchgate.net/publication/340067248_Identity_Theft_and_the_Rules_in_Indonesia's_Criminal_Law
2. What Are Active and Passive Biometric Checks
https://www.gbgplc.com/en/blog/what-are-active-and-passive-biometric-checks