Bagaimana Artificial Intelligence Dapat Mempengaruhi Sektor Kesehatan

Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan Pandemi Covid 19 salah satu diantaranya adanya transisi “leader” di bidang kementrian kesehatan, Bapak Budi Gunaidi Sadikin mentransformasikan bidang kesehatan di era teknologi. Apa langkah Pak Budi dalam mentransformasikan sektor kesehatan Indonesia saat ini? Simak pemaparannya saat menghadiri Tech Day di Kaskus TV di kost berikut ini.
April 12, 2022

Langkah Pertama untuk Transformasi

Selasa, 22 Februari 2022 merupakan hari yang besar dalam penyelenggaraan acara “Tech Day” dengan tema The Artificial Intelligence (AI) Goes Mainstream yang dibawakan oleh Kaskus TV. Pada kesempatan ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Bapak Budi Gunadi Sadikin membuka acara dengan memberikan pandangan terkait proses penanganan Covid 19 di Indonesia hingga materi tentang penerapan AI dalam dunia medis di Indonesia.

Setelah mengemban tanggung jawab sebagai menteri kesehatan selama 6 bulan terakhir, Pak Budi menyampaikan harapan Presiden Joko Widodo untuk memberikan mandat pertama kepadanya adalah melaksanakan implementasi vaksin di seluruh Indonesia, mengatasi pandemi, dan reformasi nasional. sektor kesehatan. Presiden mengatakan, alasan dipilihnya Pak Budi sebagai menteri kesehatan adalah karena beliau memiliki pengalaman dalam menangani dua sejarah konflik ekonomi antara lain kerusuhan 1998 dan 2008. Keduanya sama-sama berada di sektor perbankan, sehingga Pak Budi mengetahui sektor mana saja yang perlu diperbaiki termasuk dalam kebijakan dan manajemen menghadapi Pandemi Covid 19.

Reformasi Sektor Kesehatan

Selain pembenahan berbagai kebijakan di bidang kesehatan, Pak Budi juga mengarahkan optimalisasi puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat, meminimalkan kesenjangan akses kesehatan, pembenahan keandalan sistem kesehatan, pembenahan pembiayaan kesehatan, pembenahan sektor human capital, dan terakhir pembenahan teknologi kesehatan. . Reformasi kesehatan di bidang kesehatan meliputi teknologi informasi kesehatan dan bioteknologi kesehatan.

Budi mengatakan Indonesia memiliki pasar yang sangat besar dalam investasi teknologi kesehatan. Dalam 5 tahun ke depan, biaya anggaran kesehatan Indonesia bisa mencapai USD 8 miliar bahkan dalam 10 tahun ke depan bisa menyamai anggaran kesehatan Singapura dan terbesar di Asia Tenggara. Hal ini membutuhkan anggaran yang sangat besar, padahal semua orang menginginkan akses kesehatan yang murah dan tidak terbatas.

Sektor kesehatan ingin mengadopsi platform yang memiliki pusat data yang dapat beradaptasi. Data kesehatan sangat penting, namun saat ini data tersebut belum terdokumentasi dan belum terdigitalisasi. Untuk itu, target pemerintah saat ini adalah membangun pusat data kesehatan terpusat yang dapat diakses oleh semua kalangan untuk kepentingan pribadi. Sehingga efektifitas dalam proses penanganan kesehatan ini lebih optimal. Ide ini juga tidak hanya untuk kepentingan pemerintah, tetapi kebijakan privasi data ini juga dapat digunakan untuk akses peneliti dalam mengembangkan penelitian kesehatan dan perusahaan rintisan sehingga mereka dapat menggali wawasan data yang valid dan kompatibel dari perawatan kesehatan Indonesia. Hal ini terlihat dari pemerintah Israel yang telah menerapkan sistem ini.

Potensi Besar Penggunaan Teknologi

Pak Budi menjelaskan bahwa saat ini setiap Puskesmas bahkan tidak memiliki alat ultrasonik untuk mendiagnosis ibu hamil mengenai kesehatan janinnya, mereka tidak dapat mengakses kesehatan janinnya. Pemerintah ingin memberikan bantuan 10.000 alat ultrasonik ke seluruh Puskesmas di Indonesia agar bisa didigitalisasi. Dalam proyek ini, pemerintah juga ingin mengadopsi teknologi Artificial Intelligence, termasuk deep learning, yang dapat mengidentifikasi kasus atau cacat bayi, termasuk layanan kesehatan jarak jauh. Untuk regulasi ini, AI diharapkan dapat dipraktikkan dalam membantu kesehatan bayi, termasuk di bidang radiologi.  

Covid-19 telah menghadirkan banyak varian termasuk varian delta dan omicron yang membawa peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Indonesia belum memiliki kemampuan menggunakan teknologi untuk mengamati varian jenis kasus Covid-19. Virus ini memiliki 30.000 gen berbeda yang sangat sulit diidentifikasi sedangkan manusia memiliki 3 miliar gen. Pada tahun 1997, ketika identifikasi gen pertama kali dimulai, biaya untuk mengidentifikasi satu gen membutuhkan USD 1, jadi identifikasi semua gen manusia membutuhkan USD 3 miliar. Bagaimana gen berperan penting dalam kehidupan manusia? Ini dapat membantu dalam mengidentifikasi penyakit, tumor, golongan darah, dan sebagainya. Saat ini kebutuhan akan teknologi tersebut membutuhkan pengambilan darah dan proses ini sangat mahal. Diharapkan dengan memanfaatkan teknologi MRI dan CT scan untuk melakukan diagnosa. 

Bayangkan jika semua teknologi dimiliki, misalnya, kita memiliki 10.000 teknologi ultrasound, 10.000 tes kanker, 10.000 CT scan, permutasi dan kombinasi dengan AI untuk identifikasi penyakit terpaut dan gen yang mempengaruhi penyakit. Tentu saja ini hanya akan membawa perubahan yang sangat besar. Bukan hanya sektor kimia dan mikrobiologi yang akan memajukan industri kesehatan, tetapi dibutuhkan bioteknologi yang dapat mereformasi kesehatan Indonesia. 

Di akhir sambutannya, Pak Budi berharap Artificial Intelligence dan Machine Learning dapat meningkatkan kesehatan bayi, anak, dan generasi mendatang.

Diterjemahkan oleh Denny Fardian
contact us

Siap mempercepat transformasi digital pada bisnis Anda?

Kirim email Anda dan kami akan menjawab seluruh pertanyaan Anda tentang produk dan layanan kami.
HUBUNGI KAMI